Kamis, 12 Maret 2009

Mantan Teroris Korut Akui Membom Korean Air

Busan (ANTARA/Yonhap-OANA) - Mantan teroris perempuan Korea Utara yang dihukum karena menanam bom di pesawat jet Korean Air tahun 1987, pada Rabu waktu setempat menepis isu yang mengatakan bahwa kecelakaan tersebut kemungkinan direncanakan oleh penguasa militer Korea Selatan untuk kepentingan politik.
Pesawat yang pada waktu itu meledak di udara itu menewaskan seluruh 115 penumpang dan para awaknya.
Kim Hyun-hui mengaku telah melakukan kejahatan itu di bawah instruksi rejim komunis Korea Utara.
Rekan Kim sesama teroris bunuh diri sebelum sempat ditahan.
Namun beberapa keluarga yang kehilangan orang terkasih mereka menyangsikan bahwa Korea Utara berada di balik insiden tersebut, dan mengatakan bahwa pemerintahan mantan presiden Chun Doo-hwan kemungkinan terlibat di dalamnya.
Pemerintahan Korea Utara sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Roh Moo-hyun menyelidiki ulang kasus tersebut namun tidak berhasil mendapatkan bukti kuat yang mendukung tudingan-tudingan tersebut.
Para penyelidik hanya mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya merancang pemboman itu sementara pemerintahan Chun mencoba menggunakan insiden itu bagi kepentingan politik.
"Sangat disayangkan bahwa (beberapa keluarga yang kehilangan anggotanya) masih tidak menyadari siapa yang menyebabkan terjadinya insiden 20 tahun lalu itu," kata Kim dalam jumpa pers setelah bertemu dengan anak laki-laki dan kakak Yaeko Taguchi.
Yaeko Taguchi adalah warga Jepang yang pada tahun 1970-an diculik oleh Pyongyang untuk keperluan melatih para mata-matanya.
Kim mengatakan dirinya sempat tinggal bersama Taguchi lebih dari satu tahun pada awal tahun 1980-an untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Jepang.
"Insiden Korean Air adalah aksi terorisme oleh Korea Utara. Saya ingin mengatakan bahwa saya bukan sosok palsu," katanya.
Pertemuan Kim dengan keluarga Taguchi serta jumpa pers menandai pemunculan pertama kalinya di depan umum sejak tahun 1991, kendati sejak itu ia melakukan beberapa kegiatan tertutup.
Tahun 1991 Kim mengungkapkan keterangan rinci soal serangan ke maskapai penerbangan Korea Selatan dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.
Kim --yang telah mendapat pengampunan-- pernah hidup terisolasi di sebuah kota di Korea Selatan setelah menikahi pengawalnya asal Korsel pada tahun 1997 di tengah laporan bahwa ia berseteru dengan pemerintahan liberal Presiden Roh yang mempertanyakan keterlibatan Kim dalam pemboman pesawat.
Ketika ditanya pandangannya soal pemerintahan yang lalu, Kim menolak memberikan jawaban rinci.
"Saya hanya sedang menunggu hasil investigasi yang sedang dilangsungkan oleh pemerintahan yang sekarang tentang apa yang pemerintahan sebelumnya telah lakukan," katanya.
Kim mengatakan pemerintah Jepang perlu menjaga muka Korea Utara dan mencuri "hati para warga Korea Utara" agar dapat menyelesaikan masalah para warga Jepang yang diculik oleh Pyongyang.
Menurut Tokyo, setidaknya ada 17 warga negara Jepang yang diculik oleh agen-agen Korea Utara pada tahun 1970-an hingga 1980-an.
Tahun 2002, Korut mengakui hanya menculik 13 orang dan memulangkan lima dari mereka ke negaranya dengan mengatakan bahwa sisanya telah meninggal, klaim yang ditentang oleh Tokyo.
"Jika upaya-upaya pemulangan berlanjut, saya rasa sebuah keajaiban bisa terjadi," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar