Selasa, 03 Februari 2009

Badai Sesatkan Enam Pendaki Merapi

Magelang (ANTARA) - Badai di puncak Gunung Merapi, di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta menyesatkan enam mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada yang mendaki gunung berapi aktif tipe awan panas itu tetapi mereka diselamatkan warga setempat yang sedang mencari rumput.

"Waktu mau turun sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (2/2) kami menghadapi kabut tebal sehingga kehilangan arah, sempat beberapa kali mengelilingi puncak untuk mencari jalan turun," kata Sangga Rima Selia Rima (18), salah satu di antara enam pendaki saat mendapat perawatan di RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng, di Magelang, Selasa.

Enam pendaki itu adalah Sangga, Fahrul Razi (18), Zuhri Habibullah (18), Ikhram Reza (19), Eki Rizki Al Ikhlas (18), dan Prima Yuda (18).

Zuhri mahasiswa Fakultas Teknik Elektro UGM, Prima dan Rizki keduanya dari Fakultas Teknik Geodesi, Reza dari Fakultas Geografi, sedangkan dua lainnya dari Fakultas Teknik Geologi. Prima berasal dari Pekan Baru, Provinsi Riau sedangkan lima lainnya berasal dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Mereka yang sedang mengisi liburan semester itu mulai melakukan pendakian dari Pos Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng pada hari Minggu (1/2) sekitar pukul 17.00 WIB dan tiba di kawasan Pasar Bubrah beberapa ratus dari puncak Merapi sekitar pukul 19.00 untuk selanjutnya memasang tenda untuk istirahat.

"Malam itu hujan, saat kami tiba di Pasar Bubrah, kami lalu pasang tenda," kata Sangga yang baru pertama kali mendaki Merapi. Teman-teman mereka sudah beberapa kali melakukan pendakian di sejumlah gunung seperti Gunung Lawu dan Merbabu.

Pada hari Senin (2/2) sekitar pukul 07.00 WIB mereka mulai melakukan pendakian ke puncak Merapi dan tiba di puncak sekitar pukul 08.00 WIB. Tenda dan berbagai bekal lainnya mereka tinggal di Pasar Bubrah.

Ia mengaku melihat sekitar delapan orang lainnya yang sudah berada di puncak ketika itu tetapi selanjutnya mereka tidak melihat keberadaan rombongan pendaki lainnya itu.

Mereka berusaha turun dari puncak Merapi dengan menyusuri sungai yang menjadi aliran lahar hingga sekitar pukul 18.00 WIB.

"Tinggal bawa air dari satu botol air mineral, itu pun setelah habis kami ambil dari air di sungai itu," katanya.

Sekitar pukul 18.00 WIB, katanya, mereka sepakat meminta Zuhri yang kondisinya masih relatif lebih prima ketimbang lima lainnya untuk turun mencari pertolongan sedangkan lima lainnya menunggu di balik sebuah batu relatif besar di aliran sungai itu. Ia tidak mengetahui nama aliran sungai itu.

Ia mengatakan, hingga hari Selasa (3/2) sekitar pukul 06.00 WIB bertahan di balik batu tersebut. Saat melihat matahari mulai terbit kemudian mereka melanjutkan pencarian jalan turun dengan melintasi dua bukit.

"Setelah melewati dua bukit, kami melihat seseorang yang sedang mencari rumput, kami kemudian diantarkan sampai di Pos Babadan (Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,red), kira-kira sebelum zuhur tadi sekitar pukul 11.00 WIB kami tiba di pos," katanya. Ia mengaku tidak mengetahui nama pencari rumput yang menolong mereka itu.

Ia mengatakan, mereka sudah melapor kepada petugas di Pos Selo sebelum melakukan pendakian.

Zuhri mengaku terjatuh saat berjalan menuruni tebing Sungai Trising dengan ketinggian sekitar 150 meter, di wilayah dekat dengan Desa Gowok Sabrang, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

"Mau turun tetapi kayu pegangannya tidak kuat, sehingga terjatuh," katanya. Tangan kanannya patah sedangkan bagian kaki kanannya dijahit oleh petugas RSUD Muntilan. Hingga sekitar pukul 13.30 WIB Zuhri masih berada di rumah sakit itu setelah dipertemukan oleh lima kawannya.

Tim Perlindungan Masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipimpin Ari Maulana mengevakuasi mereka dari Pos Babadan kemudian memertemukan dengan Zuhri di RSUD Muntilan, untuk selanjutnya pulang ke Yogyakarta.

Zuhri mengaku berteriak-teriak saat melihat seseorang sedang mencari rumput yang ternyata warga Gowok Sabrang bernama Ranto (22).

Ranto yang mengaku mendengar teriakan orang minta tolong saat sibuk mencari rumput di kawasan Sungai Trising itu kemudian mendekati Zuhri dan memberikan pertolongan.

Ia kemudian memanggil kawan-kawannya dan mengantarkan Zuhri ke RSUD Muntilan.

Petugas pengamatan Merapi di Pos Babadan, Yuliyanto, mengatakan, mereka tiba di pos itu dengan selamat antara pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Tiga orang masing-masing Sangga dan Reza kondisinya terlihat sakit karena kelelahan sedangkan Zuhri luka bagian tangan dan kaki.

Tiga lainnya masing-masing Razi, Eki, dan Prima, katanya, tiba di Pos Babadan sekitar pukul 10.00 WIB.

"Kami kemudian berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengevakuasi mereka, termasuk meminta bantuan warga untuk mengantar Zuhri ke rumah sakit," katanya.

Sejak sekitar tiga hari terakhir, katanya, badai yang berupa tiupan angin kecang, hujan, dan kabut menyelimuti kawasan puncak Merapi.

Ia mengatakan, mereka seharusnya turun dari puncak melalui jalur utara agar tiba di Pos Selo, tempat mereka memulai pendakian.

Tetapi katanya, badai di puncak Merapi telah menutup pandangan sehingga mereka mencoba mencari jalan turun dengan melewati jalur di lereng barat hingga tiba di Pos Babadan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar